HTML,BODY{cursor: url("http://cursors3.totallyfreecursors.com/thumbnails/dogani.gif "), auto;}

Selasa, 10 Desember 2013

POPULASI DAN SAMPEL

A. POPULASI Menurut Sugiyono (2013:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ysng fitetapkan oeh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau studi sensus (Sabar, 2007) Menurut Margono (2010:118), “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”. Arikunto (2002:108) mengemukakan bahwa populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini: • Populasi terbatas atau populasi terhingga, yaitu populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985 dengan karakteristik masa kerja 2 tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain. • Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yaitu populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus dihitung sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat digambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang, dan yang akan menjadi guru, populasi seperti ini disebut juga parameter. Macam-macam populasi dilihat dari kompleksitas objek populas : • Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi, memiliki sifat0sifat yang relative satu sama lainnya. Sifat populasi seerti ni banyak dijumpai pada medan eksata, isalnya air. Ciri air yang menonjol dari populasi homogeny, tidak ada perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda. Maksudnya adalah gejala yang timbulpada atu kali percobaan atau tes merupakan gejala yang timbul pada seratus kali atau lebih tes terhadap populasi yang sama. • Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relative memiliki sifat-sifat individual, dimana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi yang satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain bahwa individu anggota populasi memiliki sifat yang bervariasi sehngga memerlukan penjelasan terhadap sifat-sifat tersebut baik secara kuantitatif maupun kualitatif. [ada penelitian social, populasi heterogen menjadi tidak asing lagi dalam setiap penelitian. Hal ini disebabkan semua penelitian social berobjekkan manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat amat unik dan kopleks. B. SAMPEL Pengertian dari sampel adalah sebaian dari subjek dalam populai yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakil populasinya (Sabar, 2007). Menurut Moleong (2011:223) mengatakan bahwa pada penelitian kuantitatif sampel itu dipilih dari suatu populasi sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi.Jadi sampel benar-benar mewakili ciri-ciri populasi. Menurut Sugiyono (2012: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yag dipelajari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Sampel yang representative adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang sama atau relative sama denga ciri karakteristik populasinya. Tingkat kerepresentatifan sampel yang diambil dari populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang digunakan, ukuran sampel yang diambil, dan cara pengambilannya. Cara atau prosedur yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi tertentu disebut teknik sampling. Ada 4 parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness sampel (sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu : • Variabilitas populasi Merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneliti harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya. • Besar sampel Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogeny secara sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi taraf representativeness sampel. • Teknik penentuan sampel Makin tinggi tingkay rambang dalam penelitian sampel, akan semakin tinggi pula tingkat representativeness sampel. • Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel. Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan semakin tinggi tingkat representatitveness sampel. Di dalam penelitian sosial maka masalah sampel di samping sangat penting juga kompleks. Sumadi Suryabrata (1983) mengatakan bahwa menentukan sampel sangat penting peranannya di dalam penelitian karena semakin tidak sama sifat sampel itu dengan populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan yang timbul dalam menggeneralisasikan kesimpulan penelitian. Oleh karena itu harus diupayakan agar penentuan sampel tidak keliru. Jadi kesalahan dalam menentukan sampel ("sampling error"), baik jumlah dan sifatnya, akan berakibat pada tidak dapat digeneralisasikannya kesimpulan penelitian kepada seluruh anggota populasi; akibatnya kesimpulan penelitian hanya dapat diberlakukan secara terbatas pada anggota sampel itu sendiri. C. TEKNIK SAMPLING Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, teknik macam-macam sampling ditunjukan pada gambar berikut 1. Probability sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, area (cluster)sampling (sampling menurut daerah). a. Simple Random Sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel atau populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dala populasi itu.Hal ini dapat dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Teknik sampling ini seperti pada gambar sebagai berikut: b. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsure yang tidak homogen dan bersastra secara proporsional. Sebagai contoh suatu organisasi mempunyai personil yang terdiri dari latar belakang pendidikan yang berbeda yaitu: SLTP, SLTA, S1, dan S2 dengan jumlah setiap kelas pendidikan juga berbeda. Jumlah anggota populasi untuk setiap strata pendidikan tidak sama atau bervariasi. Jumlah sampel harus diambil meliputi strata pendidikan yang ada yang diambil secara proporsional. c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Sebagai contoh sebuah perusahaan mempunyai personil sebagai berikut: 3 orang S3, 5 orang S2, 100 orang S1, 800 orang SLTA, dan 700 orang SLTP. Dalam penarikan sampel maka personil yang berijazah S2 dan S3 semuanya diambil sebagai sampel, karena kedua kelompok tersebut jumlahnya terlalu kecil jika dibandingkan dengan kelompok lainnya. d. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan. Sebagai contoh Indonesia terdiri dari 30 propinsi, sampel yang akan diambil sebanyak 5 propinsi, maka pengambilan 5 propisnsi dari 30 propinsi dilakukan secara random. Suatu hal yang perlu diingat adalah bahwa karena propinsi yang ada di Indonesia juga berstrata, maka pengambilan sampel untuk 5 propinsi juga dilakuykan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Teknik cluster sampling dilakukan dalam dua tahap yaitu: (1) menentukan sampel daerah, dan (2) menentukan orang-orang yang ada pada daerah dengan cara sampling juga..teknik ini digambarkan seperti pada gambar berikut: 1. Nonprobability Sampling Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi: a. Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Sebagai contoh jumlah anggota populasi sebanyak 200 orang.Anggota populasi diberi nomor urut dari no 1 sampai nomor 200.Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan dengan memilih nomor urut ganjil, atau genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, seperti bilangan 5 dan lainnya. b. Sampling Kuota Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.Sebagai contoh akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II pada suatu instansi, dan penelitian dilakukan secara kelompok. Jumlah sampel ditetapkan 100 orang sementara penelitian sebanyak 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang. c. Sampling Insidental Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemukan pada waktu menentukan sampel cocok dengan yang diperlukan sebagai sumber data. d. Sampling Purposive Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Sampling purposif akan baik hasilnya di tangan seorang akhli yang mengenal populasi. Cara penarikan sampel ini sangat cocok digunakan untuk studi kasus. e. Sampling Jenuh Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Hal ini sering dilakukan bila jumlah npopuloasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain dari sampling jenuh ini adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. f. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel yang terpilih pertama disuruh memilih sampel berikutnya, yang akhirnya jumlah sampel akan bertambah banyak seperti bola salju yang bergelinding makin lama makin besar. D. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL Ukuran sampel atau besarnya sampel yang diambil dari populasi merupakan salah satu factor penentu tingkat kerepresentatifan sampel yang digunakan. Pertanyaannya, berapa bear sampel harus diambil dari populasi agar memenuhi syarat kerepresentatifan? Sehubungan dengan hal itu, I Gusti Mantra dan Kasto dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989) menyatakan bahwa sebelum kita menentukan berapa besar ukuran sampel yang harus diambil dari populasi tertentu, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu : 1. Derajat keseragaman populasi (degree of homogeneity) Semakin tinggi tingkat homogenitas populasi semakin kecil ukuran sampel yang boleh diambil.Semakin rendah tingkat homogenitas populasi semakin besar ukuran sampel yang harus diambil.Untuk menentukan tingkat homogenitas populasi sebaiknya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji statistik tertentu. 2. Tingkat presisi (level of precisions) Tingkat presisi terutama digunakan dalam penelitian eksplanatif, misalnya penelitian korelasional, yakni suatu pernyatataan peneliti tentang tingkat keakuratan hasil penelitian yang diinginkannya. Tingkat presisi biasanya dinyatakan dengan taraf signifikansi yang dalam penelitian social berkisar 0,05 (5%) atau 0,01 (1%) sehingga keakuratan penelitiannya bias 95% atau 99%. Semakin tinggi tingkat presisi yang diinginkan peneliti, semakin besar sampel yang harus diambil. 3. Rancangan analisis Rancangan analisis yang dimaksud adalah sesuatu yang berkaitan dengan penolahan data, penyajian data, pengupasan data, dan penafsiran data yang akan ditempuh dalam penelitian. 4. Alasan-alasan tertentu yang berkaitan dengan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada peneliti. Misalnya keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan lain-lain. Selain itu, dalam mentukan ukutan sampel suatu populasi, Slovin (1960) mengemukakan formula n = N/N(d)2 + 1. n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05. Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah : N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95. Roscoe (1975) juga memberikan beberapa panduan untuk menentukan ukuran sampel yaitu : a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian b. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat c. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian d. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20. E. Prosedur pengambilan sampel Telah dijelaskan bahwa ada dua tekhnik dalam pengambilan sampling, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak. Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, computer, maupun dengan undian.Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi. Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk menjadi anggota sampel. Untuk contoh diatas peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomer satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka peluangberikutnya menjadi 1: (1000-1)=1/999. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi, dianggap tidak sah dan dikembalikan lagi

0 komentar :

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates